Mobile Suit Gundam 0083 - RX 78GP 02A;" />

Jumat, 30 November 2012

KUMPULAN PUISI



Getar ada dalam rasa
selalu menghujam dalam tanya
berpijak pada jawab
berpendar pada alur
tak ingin bertanya
tak ingin terjawab
biar tenggelam pada makna
kehendak diri menyatu
dalam rasaNYA

menyibak awan dalam kabut
menitis air dalam kesucian zamzan
ujar untai di dasar doa
atas Rahman dan RahimNYA
rasa hanya merasa
tak ada kata dalm ucap
biru telah terhampar
dalam sekat yang tergadai
tak bisa terbuka,menunggu
pada harap ,Bertanya pada rasa
terselubung hamparan kata
terbias pada makna, hanya
rasa yang berkata nikma
tak dapat terhitung
merasuk pada diri
hanya syukur bukan di ujar
teresap dalam hati,sujud
dan sujud akan indahnya nikmat


Sayap senja merengkuh kelam,
malam perlahan hadir
seolah mendengar seruan
di penghujung siang
seuntai harapan terbesit
bersama air mata menetes
bagai embun menitik membasahi dedaunan
raga bersimpuh,
jemari menggenggam tasbih,
nafas mengalun,
bibir mendesah
duhai sang maha cinta
biarkanlah jiwa raga utuh menyentuhMu
meminjam sedikit saja rahmatMu
menyatukan dengan ruhku kembali kepadaMu


Langkah tertatih
tak beralas menyusuri sunyi
di bibir pantai
dentuman buih
menghantam karang
tebarkan wangi alam maya
kuterpaku menatap langit
di mana awan berarak
menggiring surya menuju
singgasananya
suara penyeruNya telah
membahana membelah langit
membuyarkan lamunan panjang
para dewa dewi di angkasa
paras tertunduk
munajat berhias ikhlas
memohon maghfiroh
mata berembun penuh
kehinaan diri pasrah berharap ampunannya
penuh haru bersama bulir tasbih
bersenda di sela jemari mengucap
Laa ILaahaa IlLa anta subhanaka Innii kuntu minadzolimiin

pagi yang menyapa siang
bulan dan bintang yang menggantikan matahari
dan cinta yang mengalahkan rasa benci
adalah hal-hal yang akan
terus berubah sepanjang hidup

menimbun dalam semak kehidupan sebuah ilalang
tonggak berdiri kokoh dan tak lengang oleh waktu
butir-butir kelam mulai menetes di jalanan
hilang...
jauh menyusup melewati rongga-rongga bercelah
hanya perubahan
yang mengantar kehidupan seorang manusia
dan menjadikan hidup
tak lagi datar

tawa-tawa yang diisi oleh penguasa malam
pengembara kelelahan mencari rumah hatinya
dunia yang kosong,
dunia yang teramat sempit

di dalam diri,
kita hanyalah seonggok tanah liat
apa yang ada di luar?

berlomba dengan masa
dan waktu tertinggal di belakang


kejar.. kejar... kejarlah ia
sampai batas kesempatan mengurung
menyanyikan sajak sumbang
didengarkan penari jalanan

tertawa... tertawa... tertawalah
pada sandiwara dunia
operet usang murahan dalam gang sempit
menghantar mimpi-mimpi manusia
dalam khayalan istana mewah


lihatlah dengan jelas
kekuasaan sang waktu
ia di sini,
ia bersama kita
tapi tak pernah menunggu...

berjalan, berjalan dan..
ah!!! akhirnya! siapa yang tertinggal?

sedang angin masih bertiup mengejar harapnya
burung-burung beterbangan meraih mimpinya
gelombang laut pun pecah mengirim doanya
dan gelas-gelas porselen itu tertimbun debu menandai usianya
lihat kan?
seperti air ia terus mengalir
tetapi
kita tak tahu kapan alirannya akan terhenti

hanya ia pemenangnya...

membuka mata, memandang dunia
ah, matahari sungguh berjalan cepat
dan aku dapat memulai dengan semangat karenanya
akan kumasuki sebuah pintu baru,
meski belum mengenal dunianya
biar kutunjukkan bahwa aku tak akan menyerah

dari sini aku tetap menjadi diriku
karena hari esok adalah misteri
untuk sebuah takdir
jadi aku singsingkan lengan bajuku
dan berteriak
"Aku akan berdiri tegak!!"

aku merasa hidup dan siap
lampu sedang menyala hijau untukku terus berlari

karena ini jalan yang aku pilih
aku tak akan melewatkan
dan membiarkannya hilang begitu saja,
atau menunggu kesempatan kedua

dan mimpi
adalah penuntun
takdir yang aku inginkan


ada suatu hari di mana langit menumpahkan airnya

dan di sana aku,
seorang diri... memeluk tubuh yang beku
berdiri meneduh menyaksikan dedaunan yang berdansa
apakah kau akan datang
ketika tangisku kemarin digantikan hujan hari ini?

ah,
aku tak berusaha menghitung
berapa banyak butiran lembut itu menjatuhi tanah

hanya menunggu...

orang-orang berlalu-lalang
dan aku melihat wajah-wajah yang bahagia
meski aku tak tahu kesedihan yang mereka punya
karena manusia adalah misteri

seperti mereka,
aku mencoba ikut tersenyum
lebih hangat dari siapa pun

dan ketika aku pejamkan mata
untuk mengusap air yang mengalir di wajah
aku melihatmu berjalan mendekat
dan di depanku kau berhenti
lalu menaungiku dengan payung

bersama menembus hujan
di dalam genggamanmu, tanganku tak lagi beku
pun ketika menatapmu dengan kedua mataku
cahaya kilat membuat langit gelap itu menjadi terang
seolah ikut merayakan
bahwa kita tetap saling memiliki...


seandainya warna-warna dapat aku kombinasikan
untuk melukis isi perasaan
akan aku ambil kuas
dan menyapukannya di atas kanvas

seandainya aku dapat membuat lagu
dan bernyanyi dengan suara merdu
akan kubuatkan nada yang syahdu
untuk menuangkan rasa rindu

tapi aku tak dapat melakukannya
jadi aku menggoreskan seserpih kata
dan memilih perasaanku
berharap goresan ini akan sampai padamu:

di dalam semua kepedihan
akan kupercikkan segenap kekuatan
untuk menebarkan kebahagiaan

di dalam semua kebahagiaan
akan aku teguhkan keyakinan
agar kita mampu bertahan

tak peduli seberapa jauh terpisah
kita masih tetap bersama
dan ingatlah,
meski kau merasa hancur oleh berat beban dunia

ada seseorang di sana yang berdoa untukmu....


bangun di hari yang tidak mengenakkan
sungguhkah aku mengalami hari kemarin?
aku berharap itu tidak terjadi
tapi ternyata bukan mimpi

lukisan bawor bikinan pak kardi di depan kamar mandi
mengingatkanku pada dirimu
matanya merah, dan aku melihat matamu juga merah
yah...
paling tidak aku membayangkan matamu memang merah saat itu
haruskah aku menebak-nebak?
karena kita terpisah 250 km jauhnya

dahan-dahan pohon rambutan milik tetangga
bergoyang membisikkan suara angin
ssshh.. diam sebentar!!
sungguh, aku mendengar suara detak jantungmu
di antara angin yang bertabrakan dengan daun-daun itu

aku melihat dahan pohon itu cukup kuat,
yah... aku bertaruh pasti sangat kuat
tapi kurasa langit itu cukup tinggi untuk menggantung lehermu
aku tertawa melihat betapa cerahnya hari ini
suatu kebetulankah kalau tidak ada hujan yang turun?
kupikir langit pasti semakin cerah kalau kamu ada di sana

meski kudengar jantungmu berdetak di antara pepohonan,
aku tak bisa mendengar apa yang dia katakan..
sayang, katakan padaku?

bertanya-tanya seperti itu membuatku lapar
aku mengambil roti bolu di atas piring
sebenarnya tidak ingin makan
tapi aku ingat penggalan kata di film india
"hati yang salah, kenapa perut yang dihukum?"
oh, aku tak ingin maagku kambuh

tapi
aku tak pernah tahu kalau roti bolu ternyata pahit
paling tidak,
itu roti bolu paling pahit yang pernah kumakan

jadi
maukah kau mengatakannya padaku?


hari ini aku melihatnya lagi
dia di sana, menari, mencoba menangkap awan yang mencair
aku mendekatinya dan bertanya
"mengapa kau berdiri di bawah hujan?"
dia tersenyum dan menjawab
"untuk mengumpulkan airnya di dalam cawan ini"
kembali ia menari dengan kepala menengadah ke atas
ah, ada sesuatu yang tidak aku sadari
"kenapa air hujan tidak membasahimu?" tanyaku
dia mengalihkan matanya ke arahku
"ambil cawanmu dan kau akan tahu" katanya
"cawan?" tanyaku
Ia menjawab "ya, cawan yang biasa kau isi dengan air mata. Kau punya bukan?"
aku mengangguk dan berlari mengambil cawanku yang hanya terisi sedikit.
aku bertanya-tanya
entah kapan cawan ini akan penuh,
karena tiap menangis aku tak begitu memerlukan berliter-liter tumpahan air mata
satu atau beberapa tetes, dan itu cukup
"ah mungkin tak ada salahnya kubiarkan ia penuh berisi air hujan"
aku menghampirinya, dan ia berkata
"ikutlah bersamaku"
aku menari, dalam hujan, mengisi cawan
"hey, aku merasa hangat" kataku berseri
dan hujan tak lagi membasahiku
aku tak paham kenapa bisa begitu
dan ia seolah mengerti isi hatiku
lalu mengerling dan berkata
"karena kau membaginya dengan Tuhan. Kau berbagi tangismu dengan tangis-Nya"
ia tersenyum...


ukiran kayu sekarang bersih
debu-debu terbang hilang
cuma beberapa cuil kertas putih
yang mengisi waktu dan ruang

kipas angin menerbangkan
sehelai rambut di bawah mata
tapi tetap saja tawamu yang spontan
menempel di dalam kepala

hey, aku ingin kau tahu
bahwa ada yang berubah
aku menjadi sesosok jiwa baru
itu semua kau yang buat ulah

apa kau sudah tahu, sayang?
ini hati berubah karenamu
jangan biarkan cinta hilang
karena jika demikian,
aku cuma menjadi cahaya bulan remang
yang memantul di danaumu


lagi gak da ide nulis
lagi gak pengen nangis
pengen duduk diam
lalu ketiduran
biar malam cepat berlalu
biar nyamuk-nyamuk itu yang menghitung waktu
hisap saja ini darah
aku tak akan marah
tenang hey nyamuk
aku tak akan mengamuk
atau membantai kalian sampai remuk
aku biarkan kalian menikmati ini kulit
atau biar menit yang saling menggigit
berlalu..
berlalu..
berlalu..

ahhh.. kenapa hari ini terasa berat
kepala kepala duh penat
besok deh besok
besok pasti udah ringan
jalan terbuka lapang

detik detik detik...
berisik
bunyi tik tak tik
gak ada melodi yang lain ya..

ni kamar lampu kemana?
ni kacamata hitam siapa yang taruh di depan mata?
ni siang hari kenapa semua jendela terkunci

heh
cahaya
cahaya
cahaya...

kenapa pergi

hey kamu
kamu
kamu
kenapa tak menyingkir dari kepalaku
duduk diam di dalam sana, siapa butuh itu
pergi...
kalau perlu pergi dari hati
biar lepas saja
lepas
lepas
aku koyak ni kertas
masuk keranjang sampah

ahhhhh....
besok kan?
bener besok?
apanya yang besok?
besok kamu mau kembali
atau mau pergi?

kamu pilih
aku putuskan

apa..
apanya...

ada sesuatu berharga
dan membayarnya adalah nyawa
karena kebebasan
adalah anugerah tuhan
yang memilki nilai hakiki
persembahan bagi hati

aku
pernah melihat matahari
yang terbit pertama kali
dan
ombak yang membentuk buih

aku tinggalkan
semua keindahan
lalu kusimpan
sebagai kenangan

merasa iri pada kebebasan angin
aku mencium aroma udara
sebagai ucapan selamat tinggal...
menyala oh, lilin
biar sinarmu memenuhi angkasa
menyatu dalam kekal

betapa tak ternilai pengorbanan
tapi aku akan mengucapkan
"selamat datang"
pada fajar yang mengantarku pulang


dulu ia pernah indah
dulu...
sebelum tangan kita menjamah

memekarkan bunga merah tua yang cantik
begitu berharga hingga kita mengorbankan tak sedikit
dan akhirnya menjadi hak milik



lihatlah,
ia sungguh indah
dan kepadanya kita bangga
larut dalam pesona

lalu musim lain bercerita
badai yang jahat tertawa
dan menerbangkan dedaunannya
terlupa akan cinta

angin yang berganti arah membuatnya rapuh
tak hanya bunga, warnanya pun keruh
padahal dia ingin cinta yang teguh

ah sungguh sayang,
sesuatu yang dulu indah menjadi usang


tapi aku tak ingin menangis
aku akan membuatnya berwarna lagi
selalu ada mentari bersinar di balik gerimis
sebuah keyakinan, dan ia akan mekar kembali
dengan sedikit sentuhan manis
cintanya segera bersemi

ada yang masih menginginkannya tersenyum
ada yang masih menanti bunga merahnya yang ranum

jadi, tenanglah
karena aku tak akan menyerah
akan kupercikkan segenap kekuatan
agar engkau mampu bertahan

apa yang aku pegang dengan erat selama ini
apa yang telah kujaga dan kumiliki
tak akan semudah itu kuakhiri

tanganku memang rapuh,
tapi aku tahu ia akan berbuat penuh
tak akan kubiarkan layu,
karena ia adalah kesayanganku
sampai ia mekar kembali hingga saatnya
dan bertabur warna

kita saling menyayangi

dan lagi,
aku percaya,
bahwa
yang membuat kita bertahan,
adalah keyakinan...


ini adalah sebuah waktu
di mana tiap insan berada
dalam sudut pandang berbeda
berseru deru

di sini hanya sebuah tempat
antara halusinasi dan mimpi
antara ada dan hampa
sinting dijejal pening
hakikat manusia dalam rentetan asa
tangan memohon angan
kaki mengharap pergi

perih
menjerit kepada semesta
lirih
mengaum pada fana

o, perih terasa lirih
o, semesta hanyalah fana


ini mata yang buta
atau
hati yang terkunci?

hanya putih semburat di ruang gelap...


di hari-hari yang diisi
tawa dan tangis dalam cerita kita
aku sering bertanya-tanya

apakah kebersamaan ini akan berlangsung selamanya?

bagaimana jika seandainya jalan kita tak searah..
apa kau akan terus menggandeng tanganku?
dan mengembalikan aku
ke tempat di mana seharusnya berada
atau kau akan
singgah seorang diri dan menemukan hal baru
yang tak akan kau bagi denganku?

bagaimana pun...
kita tak bisa terus hidup di masa lalu, bukan?

jadi aku mulai menata keyakinanku,
dan tak ingin lemah
meski gelombang terus menghempas
aku tak ingin kesepian
jadi aku ingin tersenyum dengan penuh kebahagiaan
meskipun demikian...
aku masih tetap bertanya-tanya

esok...
dengan siapa kau akan berjalan?
kepada siapa kau akan
menceritakan mimpi dan harapanmu?
siapa yang akan kau tatap?
tangan siapa yang akan kau genggam?
siapa yang akan kau sapa menjelang tidur?


dan seandainya..
kau jatuh cinta pada orang lain
apa aku akan
memiliki tempat tersendiri di dalam hatimu?
meski
hanya sudut gelap yang tak kau pedulikan
aku ingin
menjadi kenangan bagimu....


ada keinginan kecil
yang membuatku terus bermimpi
dan berharap setiap orang akan melihatnya,
lalu mengerti

di dalam sorot mata seorang anak kecil
ada semua hal yang telah lama aku lupakan
saat segala kebahagiaan menjadi miliknya
dan kebebasan menjadi permainan berharganya

kadang semua berlalu begitu cepat
sesuatu yang pernah pertama kali kurasakan
kini bukan milikku lagi
saat aku melihat seorang bocah
yang tertidur dalam gendongan ibunya

dan sekarang, di sini lah aku berdiri
aku bukan anak kecil lagi
yang bisa menguntai bunga menjadi mahkota putri dongeng

lagi,
aku akan memiliki jalan yang berbeda
yang aku harap
akan membawaku
pada kebahagiaan yang sama


siang itu sungguh cerah
jadi aku menutup kaca hitam helmku
segera saja aku kehilangan semua warna
aku mulai menyusuri jalanan ini
seorang diri
dengan pemandangan yang monokrom

tiba-tiba kau memanggilku
lewat isyarat kau mengedipkan mata
dan dengan satu gerakan aku menyetujuinya
kita mulai berkelana bersama di sore itu

angin dan aroma laut
terasa memenuhi langit hari ini
aku ingin merasakannya dalam canda
ingin membiarkan debu-debu menggesek kulit
dan ingin melihatmu dalam keindahan
jadi aku melepas helm dan merasa bebas
kini duniaku kembali berwarna

katakan padaku
apakah kau menyadari
bahwa ada diriku di dalam dirimu
kau boleh memberi tanda apapun
agar aku tahu demikian

ini pertama kalinya
kita menuju sore yang menyala


di laut dengan gelombang yang pecah itu
kau hanya menganggukkan kepala
dan menawarkan tangan untuk kugenggam
aku tersenyum dan menerima tawaranmu
apakah ini jawabanmu?

di pasir ada sesuatu yang bercahaya
terkena sinar kemerahan
kerang mungil yang indah
dan kau memberikannya padaku

benda kenangan pertama kita
kusimpan dalam kantong berwarna pink
kerang itu bicara bahwa
ada sesuatu yang terjadi di antara kita...


teruslah bersinar untukku, matahariku
dan jangan mengubah bentukmu
karena aku sangat sendirian kini
aku ingin kau menyinariku dengan cinta
dan tak ingin mengucapkan selamat malam padamu
karena aku akan kedinginan saat itu
aku butuh kamu untuk menghangatkan aku

tangis, gelisah, takut dan sedih
aku ingin kau mencairkan semua rasa itu

tersenyumlah untukku, matahariku
dan kilaukan nyalamu dengan terang
maka kau akan melihat
bunga-bunga yang berwarna cerah karena kasihmu
jangan biarkan ia layu
tapi biarkan ia tahu bahwa engkau mencintainya
karena ia akan menyambut cintamu dengan memekarkan kelopaknya
maka akan ada begitu banyak yang bahagia dengan keindahannya

kumbang, lebah, kupu-kupu dan bahkan manusia
aku ingin kau membuat mereka lebih mencintai bunga itu...

nyanyikan syair surga untukku, matahariku
dan senandungkan bisikanmu yang merdu
karena laut itu membuat perahu terombang-ambing dalam badai
dan langit bagai bergemuruh dalam ritme yang membingungkan
aku ingin kau membirukan mereka
agar mereka tahu bahwa hidup lebih indah dengan cinta

sauh, angin, camar, awan
aku ingin mereka ikut bernyanyi bersama nafas syahdumu

ah, matahariku... matahariku...
apakah permintaanku terlalu egois?
karena jika demikian
langitku akan mendung, lautku akan kelam
bungaku akan mati
dan aku akan tertinggal dalam kesendirian...


aku tak pernah berusaha mengingat
sudah berapa lama sejak kita saling memiliki
karena malam terlalu pendek untuk sekedar menghitungnya

di setiap hari menjelang tidurku yang tak pernah lelap
kau akhirnya selalu berkata "aku menyayangimu, aku merindukanmu"

kau lihat?
ruang dan jarak tak mempengaruhi kita untuk saling berbagi, bukan?
aku mempercayainya karena kau yang mengajarkannya padaku
lagi dan lagi
aku terselamatkan oleh kata-kata itu

kau pernah menoreh goresan:

"cinta tak pernah dapat diukur,
dengan dalamnya laut,
atau dengan tingginya everest.
ia hanya dapat diukur,
dengan tawa dan air mata,
dengan detak jantung yang bergemuruh,
ketika mendengar namanya.
dan nama spesial itu adalah......" *

ya, kau mengisinya dengan namaku

dan aku memberikan jalan untuk air mata
aku tak ingin menyeka tangisku
karena momen itu sangat berharga

apakah aku mempercayainya?

aku bahkan tak mengerti untuk siapa aku hidup
karena saat berjalan aku tak punya tangan untuk kugenggam

lagi,
kau menguntai kata-kata yang terlalu indah :

"satukan jari-jari tangan kirimu,
dengan jari-jari tangan kananmu.
salah satunya adalah milikku, kau sedang menggenggamku" **

dan :

"di setiap melangkah,
kau mungkin merasa sendiri.
tapi lihatlah dengan baik,
menolehlah,
kau akan menemukan bayangan.
dan itu adalah aku.
jika kau memahaminya,
kau tak sendiri karena aku bersamamu,
aku melekat di dirimu" ***

jika memang demikian,
maka kau adalah cahayaku
aku tak mungkin menemukan bayangan jika ia tak ada

enter the light, leave the dark
enter the light, i enter you

dan sungguh, jika ini memang takdir yang seperti kita katakan
maka kita akan bertemu, di hari ini, di suatu tempat
suatu dimensi

dan sekarang aku meragukannya
terlalu banyak hal berharga
yang tak cukup dibayar air mata

jadi aku menyetujuinya
meski semua menyisakan enigma
aku tak menyesalinya
because i'm a strong girl


pukul dua siang
aku terbangun dari mimpi siang bolong
kucuci muka
dan bersiap mengeluarkan motor dari gerbang
aku jadi tersenyum kala akan kutemukan wajahmu
di sore yang menyala ini
karena,

aku tahu aku menyayangimu
dan hari-hari menjadi indah
bila kita bersama menikmati pagi cerah

tiba-tiba aku berhenti dari lamunan
o.. o.. rupanya aku menabrak lampu merah
dan klakson bak teriakan ibuku
terus menggema di telingaku
dasar bodoh!
padahal aku tahu kau benci hal ceroboh
lalu kupukul kepalaku (helmku) dan tersenyum malu
padahal,

aku sungguh menyayangimu
siang yang panas akan menjadi
danau tersejuk di dunia kita

dasar payah!
aku terlambat lagi untuk kesekian kali
dan tak sadar celana panjangku sudah belepotan oli


lalu kujumpai kau dalam suasana paralel
tersenyum dan kita hanya berbicara dengan mata
tetapi,

aku sadar aku menyayangimu
bila menatapmu aku berada di telaga jernih

kudengar suaramu menyapu udara di sekitar rambutku
aku diam dan kakiku gemetar
serasa jantung ini berpindah ke lutut
sementara kanan kiriku hanyalah
dua patung bernyawa
sampai kulakukan hal terbodoh di depanmu
aku merasa asing di tempat yang aku kenal
walaupun demikian,

aku akan selalu menyayangimu
tak tahu di luar mendung atau cerah
karena aku hanya ingin menatap matamu

salju itu cair
tapi kebekuan kita masih membentuk bongkahan
dan aku sadar bahwa aku
tak dapat mengungkapkan yang sebenarnya
sampai awal tanpa mula itu menandai
bahwa,

aku juga ingin kau menyayangiku
dan berharap aku adalah pelabuhan terakhir hatimu


sejenak aku termenung
saat bunga bunga mulai berjatuhan
dan daun coklat menandai usianya yang makin matang
jenuh ketika ada sisi kehidupan dalam bathin
di antara rumput musim dingin,
yang lebih liar daripada angin

sejenak aku berhasrat
uluran tangan yang menuntun
ketika jalan yang cerah mendadak gelap
dan berkelok ketika aku menginginkannya lurus

sejenak aku ingin menjadi
sebuah karang tak tergoyahkan oleh badai
dan berdiri kokoh di antara musim menyengat
ada sesuatu yang menjadikan kuat
meski rusak dimakan usia

sejenak aku merasa
awan putih menyelubungi mimpi
ketika aku dengan kesusahan menggapainya
akan kukejar sampai ke atas langit
di mana ada emas yang terhampar di ujung pelangi

sejenak aku menyesal
di usia yang aku bawa hingga saat ini
bersama misteri dibalik padang gersang
suatu kehidupan berdansa
lewat kisi-kisi perbukitan
bersama kincir angin,
yang akan menerbangkan aku

sejenak aku diam
menatap takdirku yang tertulis dalam angin
dan sauh yang selalu mendambakannya
sambil menutup mata melihat ke dalam mimpi

sejenak kemudian
aku hanya sebatang alang-alang
terlalu rapuh...


mari melompat bersama
ke sebuah waktu yang belum tersusuri
ada di sana,
di hamparan pasir putih yang menunggu kita

ada berapa banyak waktu yang diperlukan ombak
untuk bergulung membentuk gelombang
sampai akhirnya pecah mencapai pantai
tapi mereka tak akan berhenti, kan?

seperti halnya kita
ada berapa banyak waktu yang diperlukan
untuk saling memahami
dan akhirnya sampai di sini

tapi

ini bukan titik point perhentian perjalanan
karena aku
masih ingin lama mengarunginya bersamamu

jadi mari memulai dari sini
berlari di garis start yang sama
dan berdoa semoga kita memenangkan mimpi
dan jika kau memenangkannya
aku akan tersenyum untukmu

tak apa jika kau kalah
aku yang akan memenangkannya untukmu
karena kau adalah kebanggaanku


“Arti Cinta yang Sebenarnya”
belajar untuk hidup dengan orang yang menyayangi..
walaupun kita belum menyayangi nya..
tentu,,
hanya ada 1 kata yang akan terucap..
sakit..!!
itulah arti bercinta..
apalah artinya mencinta..
bila hal itu terungkap..
apalah arti menyayangi..
bila hal itu terungkap pula..
dan,,
apalah arti sebuah cinta sejati..
jika kita masih memikirkan hal itu..
apalah arti sebuah cinta suci..
jika mengharap balasan dari cinta..
apalah arti sebenarnya dari sebuah cinta,,,??
C-I-N-T-A…!!!
aku tak menghendaki aku dicinta..
aku tak menghendaki aku disayangi..
tapi,,
aku hanya ingin sekedar,,
menunjukkan bahwa aku mencintai..
bahwa aku,
sangat menyayangi..
apapun..
kapanpun..
dimanapun..
ingatlah 1′hal,,
ada 1 orang yang sedang mencintai..
ada 1 orang yang sedang menyayangi..
itulah aku..!
belajarlah menyayangi orang yang menyayangi mu..
hal itulah yang di namakan cinta sempurna..
dan itulah arti cinta yang sebenarnya..

Sahabat
Telah kau daki
Gunung kemerdekaan
Menuju sinar harapan
Kehidupan masa depan
Menuju kebahagian
Sahabat
Relung waktu yang telah berlalu
Rindu hati ingin bertemu
Walau surya telah berlalu
Dirimu masih ku tunggu
Dalam paruh waktuku
Sahabat
Aku memuja seraya berdoa
Kesehatan dan keberkahan
Tetap menyertaimu
Bersama KuasaNya
Kau akan bahagia
Sahabat
Ketika hati ini bergeming
Gema Adzan berkumandang
Dikaulah yang membimbing
Ke Surau kecil desa
Bersujud kepadaNya
Hingga raga ini tenang
Sahabat
Sukma melemah
Jiwa berserah
Tak tahu arah
Terhentilah darah
Sahabat
Telah berujung riang
Gaung cinta persaudaraan
Telah kau tebarkan
Mengisi celah darah
Terpendam lubuk dalam
Sahabat
Lukisan kata tepat
Hembusan angin bertempat
Riasan duniawi bersifat
Dalam kota terpadat
Semoga masih sempat
Citra ini terdapat

“Arti Cinta yang Sebenarnya”
belajar untuk hidup dengan orang yang menyayangi..
walaupun kita belum menyayangi nya..
tentu,,
hanya ada 1 kata yang akan terucap..
sakit..!!
itulah arti bercinta..
apalah artinya mencinta..
bila hal itu terungkap..
apalah arti menyayangi..
bila hal itu terungkap pula..
dan,,
apalah arti sebuah cinta sejati..
jika kita masih memikirkan hal itu..
apalah arti sebuah cinta suci..
jika mengharap balasan dari cinta..
apalah arti sebenarnya dari sebuah cinta,,,??
C-I-N-T-A…!!!
aku tak menghendaki aku dicinta..
aku tak menghendaki aku disayangi..
tapi,,
aku hanya ingin sekedar,,
menunjukkan bahwa aku mencintai..
bahwa aku,
sangat menyayangi..
apapun..
kapanpun..
dimanapun..
ingatlah 1′hal,,
ada 1 orang yang sedang mencintai..
ada 1 orang yang sedang menyayangi..
itulah aku..!!
belajarlah menyayangi orang yang menyayangi mu..
hal itulah yang di namakan cinta sempurna..
dan itulah arti cinta yang sebenarnya..

Di dalam sinar-Mu
Segala soal dan wajah dunia
Tak menyebabkan apa-apa
Aku sendirilah yang menggerakkan laku
Atas nama-Mu

Kuambil siakp, total dan tuntas
maka getaranku
Adalah getaran-Mu
lenyap segala dimensi
baik dan buruk, kuat dan lemah
Keutuhan yang ada
Terpelihara dalam pasrah dan setia
Menangis dalam tertawa
Bersedih dalam gembira
Atau sebaliknya
tak ada kekaguman, kebanggaan, segala belenggu
Mulus dalam nilai satu
Kesadaran yang lebih tinggi
Mengatasi pikiran dan emosi
menetaplah, berbahagialah
Demi para tetangga
tetapi di dalam kamu kosong
Ialah wujud yang tak terucapkan, tak tertuliskan
Kugenggam kamu
Kau genggam aku
Jangan sentuh apapun
Yang menyebabkan noda
Untuk tidak melepaskan, menggenggam lainnya
Berangkat ulang jengkal pertama
Antologi Puisi XIV Penyair Yogya, MALIOBORO,
1997





0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.